SMA Islam Al Azhar 24 Boarding School Sebagai Wujud ‘Tripusat Pendidikan’ Ki hajar dewantara

Zem Bani Amir, S.Sos

(Koordinator Tata Usaha SMA Islam Al Azhar 24 Boarding School)

Dalam upaya mendidik seorang anak, peran orangtua merupakan hal yang penting, bahkan tidak cukup jika batasannya hanya sekadar dari tenaga, dan sikap positif yang di percayakan kepada pendidik dan tenaga kependidikan saja. Akan tetapi ada faktor lain yang memberikan peran yang berdampak besar terhadap tumbuh-kembangnya kepribadian anak, yaitu peran suasana lingkungan yang sepenuhnya sangat mendukung pendidikan tersebut berlangsung.

Bapak Pandidikan Nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara membuat sebuah konsep yang disebut Tripusat Pendidikan. istilah ini digunakan untuk menggambarkan sebuah lingkungan sebagai tempat anak hidup bergaul yang dapat memengaruhi perilaku anak. Lingkungan yang dimaksud yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Konsep tersebut dibuat untuk mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, sehingga masing-masing dari ketiga lingkungan tersebut memiliki fungsi dan peran yang sangat vital. Lingkungan keluarga merupakan madrasah pertama seorang anak, hal ini karena di dalam lingkungan keluarga terbentuk tahap awal proses sosialisasi dan perkembangan individu.  Sosialisasi atau pemasyarakatan merupakan suatu usaha memasukkan nilai-nilai kebudayaan terhadap individu, sehingga individu tersebut menjadi bagian dari masyarakat.

Proses sosialisasi sudah dimulai sejak anak dalam kandungan, dengan adanya interaksi kecil yang sering kali Ibu lakukan kepada janin di dalam perutnya, lalu janin merespon apa yang dibicarakan. Hal kecil tersebut merupakan bentuk komunikasi yang sudah dibangun oleh keluarga sejak anak masih dalam kandungan, suatu tindakan yang sangat baik mengajak komunikasi yang positif terhadap anak karena hal ini dapat memengaruhi perkembangan anak. Sebab proses sosialisasi sebagai pendidikan sepanjang hayat, melalui pemahaman dan penerimaan individu atas perannya di dalam suatu lingkungan atau kelompok.

Dalam Perspektif pendidikan Islam, orangtua berperan penting dalam membantu perkembangan psikologis dan intelektual anak dengan cara memberikan kasih sayang, asuhan, dan perlakuan yang baik. Seiring berjalannya waktu, anak-anak akan tumbuh-kembang. Perkembangannya bisa dilihat diantaranya dari mulai mahirnya berbicara, berjalan, berlari, dan lain sebagainya. Interaksi pertama inilah yang dapat dikatakan suatu pendidikan, dan proses sosialisasi yang diberikan oleh orangtua terhadap anaknya, sehingga keluarga dapat dikatakan sebagai pendidikan pertama. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Bapak Ki Hajar Dewantara bahwa keluarga adalah alam atau lingkungan dimana anak akan mendapatkan pendidikan yang pertama dan terutama atau penting.

Lingkungan kedua setelah keluarga adalah lingkungan sekolah. Sekolah melibatkan murid dan guru yang saling bekerja sama dalam mencapai satu tujuan bersama. Sekolah bertugas dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak mengenai banyak hal yang belum ia dapatkan dalam lingkungan keluarga.

Jika dalam keluarga dalam pembentukan karakter dapat dilaksanakan dengan adanya pelatihan atau pembiasaan, maka di lingkungan sekolah anak memperoleh pengetahuan akademik yang disampaikan guru menggunakan berbagai cara, metode, dan strategi yang tepat dan sesuai. Sehingga sekolah menjadi lingkungan pembeda yang seharusnya semakin dibutuhkan oleh anak dalam pengembangan wawasannya, baik perkembangan fisik maupun psikologisnya. Lingkungan sekolah yang kondusif dan teratur secara tidak sadar akan membentuk pribadi peserta didik yang memiliki karakter tangguh dan kuat.

Lingkungan berikutnya adalah lingkungan masyarakat. Lingkungan tersebut sebagai tempat sekelompok manusia yang secara relatif mandiri, hidup bersama-sama, memiliki budaya yang sama, dan melakukan sebagian besar kegiatannya dalam kelompok tersebut. Dalam ilmu sosiologi, dalam lingkungan masyarakat terdapat berbagai macam komposisi manusia.  Mulai dari karakter status sosial, umur, watak, hingga pendidikan yang berbeda. Dari komposisi tersebut, masyarakat memiliki peran sebagai sarana pendidikan di kehidupan sehari-hari, karena mereka tidak lepas dari kehidupan bermasyarakat.

Pembentukan karakter yang sudah terbentuk di sekolah, diterapkan dalam masyarakat, sehingga karakter yang baik nantinya akan mempengaruhi kehidupan lingkungan masyarakat yang islami sesuai dengan ajaran Allah dan tuntunan Rasul. Manusia tidaklah mengabaikan kewajiban sosial untuk menjadikan masyarakat yang bersolidaritas, berkolaborasi, berpadu, dan bekerjasama membina dan mempertahankan kebaikannya.

Terkait ketiga jenis lingkungan yang menopang terhadap tumbuh-kembangnya anak tersebut, pesantren merupakan solusi yang baik untuk mengaplikasikan atau memfasilitasi tumbuh-kembangnya anak. Sesuai dengan konsep yang sampaikan oleh Ki Hajar Dewantara terkait Tripusat Pendidikan. Oleh karenanya, orang tua berkewajiban untuk memberikan pendidikan yang terbaik dan bisa bermanfaat untuk kehidupan anak nya kelak.

Selain memberikan pendidikan yang terbaik, orang tua juga bertugas mengawasi perkembangan, pergaulan, serta kondisi anak-anaknya. Terkait hal tersebut, Pesantren-lah jawabannya. Sekolah berbasis pesantren memberikan pendidikan yang berlandaskan agama, pengawasan selama 24 jam oleh tim pengajar, sekaligus memberikan lingkungan yang baik dan wadah untuk murid-murid berinteraksi dan bergaul dengan lingkungan pergaulan yang positif. Sehingga orangtua bisa merasa tenang dan tidak cemas terhadap proses pembelajaran yang sedang ditempuh oleh anak-anak.

Saat ini banyak sekolah yang berbasis agama berbentuk pesantren berasrama yang bisa menjadi salah satu pilihan orangtua dalam memilih pendidikan untuk anak-anaknya, salah satunya adalah SMA Islam Al Azhar 24 Boarding School.

Secara pangkalan data, sekolah ini masuk ke dalam DAPODIK, sebagai naungan dari kemendikbudristek. Dalam proses belajar, kegiatan belajar mengajarnya dilakukan selama 24 jam. Di tahun pelajaran 2023-2024 ini, sekolah memadukan antara kurikulum 2013 (di kelas 12), dan kurikulum merdeka untuk kelas 10 dan 11. Kegiatan pembelajaran memadukan antara intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kokurikuler.

Sehingga tak heran dalam dua tahun ini murid-murid SMA Islam Al Azhar 24 Boarding School menorehkan prestasi di bidang akademik maupun non akademik. Diantaranya juara juara nasional bidang karya tulis ilmiah, seperti Center for Young Scientist,  lalu bidang akademik, seperti OSN-K, Olimpiade Sains Al Azhar, dan lomba-lomba yang diselenggarakan oleh universitas, bahkan memperoleh Program Beasiswa Indonesia Maju (BIM) dari Puspresnas. Oleh sebab itu, walaupun masih seumur jagung usia sekolah ini sejak didirikan di tahun 2018, namun prestasi yang diperoleh sangat luar biasa, serta sebaran studi lanjut alumnusnya keren-keren, dan Alhamdulillah ….

Our Facility

Postingan Terkait