Sebagai insan yang dianugerahi kelebihan akal dan pikiran, namun manusia dalam menjalani kehidupan disikapi oleh sifat dan watak yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut menjadi suatu karakteristik tersendiri yang menjadi kekhasan seseorang yang dipandang oleh orang lain, bahkan memicu adanya suatu labelling. Misalnya ada seorang siswa yang mengerjakan suatu tugas yang selalu tidak percaya diri. Sehingga tindakan-tindakan yang tidak diperbolehkan iya gunakan.
Atau contoh lain ketika ada suatu kelompok kerja sedang memecahkan suatu pekerjaan kemudian dibutuhkan seseorang yang dapat memberikan suatu keputusan, namun dari anggota kelompok tersebut tidak ada yang berani satu orangpun untuk mengungkapkan saran, atau pendapat. Dampaknya penugasan yang seharusnya tuntas dikerjakan oleh kelompok tersebut tidak sejalan sesuai rundown kegiatan. Dari kejadian tersebut, dapat menilai suatu kepribadian seseorang itu seperti apa.
Suatu kepribadian seseorang dipengaruhi oleh faktor kebiasaan dan juga faktor lingkungan. Contoh dari faktor kebiasaan tersebut antara lain terbiasa berbohong, terbiasa telat melakukan sesuatu, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor lingkungan diantara contohnya yaitu apabila seseorang yang tinggal di lingkungan yang didominasi oleh teman bermainnya yang sering merokok, maka secara otomatis ada peluang besar orang tersebut mengikuti teman-temannya untuk ikut serta merokok.
Kepribadian seseorang akan muncul apabila ada unsur-unsur yang membentuk kepribadian tersebut. Unsur pertama yaitu suatu pengetahuan. Suatu panca indera yang dimiliki oleh seseorang ketika digunakan akan membentuk suatu persepsi, fantasi atau khayalan. Dari tindakan tersebut maka sesorang akan mendapatkan gambaran mengenai keadaan lingkungannya, adat-sitiadat, dan norma yang berlaku dalam lingkungannya tersebut. Hal ini masuk ke dalam kepribadian seseorang karena tanpa adanya pengetahuan, seseorang tidak bisa berbuat apa yang harus dia lakukan agar lebih mudah dikenal oleh individu yang lain.
Unsur kedua yaitu perasaan, setiap individu memiliki perasaan, namun masing-masing individu memiliki perasaan yang berbeda-beda. Dalam hal ini berarti perasaan itu tergantung bagaimana kita bisa mengendalikan perasaan tersebut. Unsur ketiga yaitu dorongan naluri, unsur tersebut ini mendorong untuk melakukan segala aktifitas dalam kehidupan. Misalnya dorongan untuk mempertahankan diri, mencari makan, berinteraksi, berbakti, bahkan meniru tingkah-laku.
Dalam hal ini, suatu kepribadian begitu sangat penting. Kepribadian merupakan keseluruhan cara seseorang individu beraksi dan berinteraksi dengan individu lain. Di samping itu kepribadian sering diartikan sebagai ciri sesorang yang paling menonjol. Dari kepribadian tersebut memantik penilaian dari orang lain untuk layak-tidaknya suatu individu menjadi seorang pemimpin. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari suatu kepemimpinan.
Menurut Tead Terry Hoyt, kepemimpinan diartikan suatu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan kelompok.
Tugas dasar sesorang pemimpin yaitu untuk memahami dan menangani situasi anggota kelompok, atau bawahan. Diantaranya dengan menunjukkan kepribadian yang santun, perhatian dan tanggung jawab dengan memotivasi, dan mendorong bawahan agar mencapai tujuan dari suatu organisasi secara efektif, dan efisien. Sehingga seorang pemimpin ini sangat penting untuk kelancaran kelangsungan suatu organisasi atau suatu kelompok tersebut.
Untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan, di sekolah dikenal dengan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), yang merupakan suatu pelatihan dasar tentang segala hal yang berkaitan dengan kepemimpinan. Pelatihan ini secara umum dilakukan dengan memberikan dua materi, yaitu materi fisik dan materi mental.
Materi fisik diantaranya dapat berupa kegiatan- kegiatan baris-berbaris. Sedangkan materi mental dapat berupa kegiatan alam/outbond diantaranya hiking, menyebrangi sungai, mendaki bukit, atau menyusuri terasering sawah.
Selain itu LDK sesi materi mental dapat di isi dengan suatu permainan yang tujuannya untuk mendorong suatu kegiatan kerjasama seperti memasukkan paku ke dalam botol dengan mata tertutup, bisik berantai, dan juga dapat berupa kegiatan pemberian materi kepemimpinan, diantaranya penyuluhan mengenai karakter pemimpin yang benar, dan materi wawasan komunikasi, yang berupa penyuluhan mengenai cara-cara berkomunikasi yang benar sebagai layaknya seorang pemimpin.
Pada akhirnya kegiatan Latikan Dasar Kepemimpina ini tentunya dinilai penting, karena dapat menumbuhkan karakter, sebagai sarana menggali potensi diri, membantu mempermudah bersosialisasi, berani berargumen, mendewasakan pemikiran, dan mendapatkan bekal mengenai dasar berorganisasi.