Dalam hitungan waktu, sebentar lagi seleksi masuk perguruan tinggi akan segera dimulai. Ragam tipe seleksi tentunya selama ini sudah fasih didengar, diantaranya SBMPTN/UTBK, Ujian Mandiri, Program Ikatan Dinas, hingga seleksi SNM-PTN. Tentunya hal ini merupakan peluang besar sebagai jembatan ketika melangkah menggapai cita-cita yang dimiliki siswa-siswi yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ragam seleksi tersebut tiap tahunnya memiliki syarat-syarat tertentu yang harus jeli di hadapi, diantaranya ada yang cukup melihat rekapitulasi  nilai rapot, dan ada juga yang harus ditempuh dengan jalus seleksi test tertulis. Sebut saja diantaranya jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), atau di kenal juga sekarang ini dengan sebutan Ujian Test Berbasis Komputer (UTBK).

Untuk mata pelajaran yang diujikan diantaranya untuk program saintek terdiri dari Matematika, Kimia, Fisika, dan Biologi; Sedangkan untuk program soshum terdiri dari mata pelajaran Geografi, Ekonomi, Sosiologi, dan Sejarah. Rentang waktu hingga tahun 2019, pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) masing-masing matapelajaran diberi batasan jumlah butir soal sebanyak 15 soal dengan pembobotan empat point  ketika menjawab benar, point nol ketika tidak di jawab, dan minus satu point ketika menjawab salah. Hal ini tidak terfokus di satu program studi saja, namun ke dua-duanya baik saintek maupun soshum. Untuk mata pelajaran yang diujikanpun selain mata pelajaran sesuai program, ada juga wawasan lain, yaitu Test Potensi Skolastik (TPS).

Secara detil, mengingat rekam jejak seleksi SBMPTN tahun 2013 -2018, materi yang diuji di SBMPTN istilah-istilahnya ada yang disebut dengan TKPA dan TKD. TKPA terdiri dari Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan TPA. Sedangkan TKD terdiri dari test saintek dan soshum. Namun di tahun 2019, diumumkan terdapat Test Potensi Skolastik (TPS), dan ada Test Potensi Akademik (TPA). Untuk TPA merupakan test bidang program saintek atau bidang soshum. Namun berbeda pula dengan aturan dan alur pada seleksi untuk tahun 2020 yang baru selesai dilaksanakan ini.

Menyikapi hal tersebut, sambil menunggu informasi dan pengumuman terbaru mengenai sistematika masuk perguruan tinggi untuk tahun 2021 ini, SMA Al Azhar 24 Boarding School terhitung dari awal bulan september sudah mulai mempersiapkan diri membangun jembatan agar peserta didik siap dalam melintasi ragam seleksi yang akan segera dimulai.

Persiapan tersebut diantaranya penyelenggaraan acara muwajahah yang dilaksanakan malam hari pada pukul 20.00 hingga 21.30 WIB. Mencuplik dari KBBI, muwajahah memiliki arti “temu” atau “tatap muka”, dalam hal ini yang dilakukan dalam kegiatan tersebut yaitu kegiatan bermuwajahah, yaitu bertemu atau bertatap muka di luar kegiatan reguler. Acaranya tersebut sebagai belajar tambahan sebagai program belajar diluar intrakurikuler, yang dalam kegiatannya di isi dengan mereview materi-materi dan bedah soal per-matapelajaran dari kelas 10 hingga kelas 12.

Tentunya dengan program muwajahah ini kembali ke tujuan awal yaitu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman, dan pendalaman terhadap materi suatu matapelajaran. Tujuan ini berkaitan dengan persiapan para peserta didik agar siap menghadapi segala ragam jenis tipe ujian, karena pada pokok tujuan dari muwajahah ini peserta didik dapat terampil dalam memecahkan ragam wawasan indikator materi, dan tipe bunyi soal, sehingga pada akhirnya meraih ketuntasan untuk bidang akademik. Wallahu a’lam bissawab **

Postingan Terkait