Menafsir Bumi, dan Telaah Budaya,
Dua Pesona di Tasikmalaya
Laporan Perjalanan: Outing Class & Travelling Research SMA Islam Al Azhar 24 Boarding School
Di minggu terakhir bulan November 2024. SMA Islam Al Azhar 24 Boarding School melaksanakan kegiatan outing class dan travelling research. Pelaksanaannya, penuh kesan dan wawasan baru.
Daerah yang dikunjungi yaitu Kabupaten Tasikmalaya, dengan objek wisata budaya Kampung Naga, dan wisata alam Gunung Galunggung.
Kampung Naga berlokasi di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Sedangkan Gunung Galunggung terletak pada koordinat 7°15′22″S 108°04′34″E / 7.25615°S 108.07609°E. Baik Kampung Naga, maupun Gunung Galunggung masing-masing letaknya masih di Kabupaten Tasikmalaya.
Outing class adalah kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar kelas. Tujuan dari outing class adalah untuk menggali pengalaman baru di luar lingkungan sekolah.
Dalam kegiatan ini diberikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar kelas. Tujuannya adalah untuk menggali pengalaman baru di luar lingkungan sekolah.
Di kegiatan ini, murid-murid di berikan kesempatan untuk menjelajahi alam sekitar. Tujuan dari outing class yaitu memperluas wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan keterampilan sosial, mengembangkan kepribadian dan kepercayaan diri, menghidupkan pembelajaran, mengaplikasikan pengetahuan secara praktis, memperkuat hubungan murid dengan guru dan masyarakat.
Sedangkan travelling research atau sering juga disebut studi lapangan merupakan kegiatan penelitian sederhana yang dilakukan di suatu objek/lokasi tertentu untuk melatih kemampuan murid dengan ujungnya membuat laporan atau karya ilmiah.
Dalam pelaksanaan program travelling research, murid-murid di lapangan melakukan penelitian. Dengan tema yang digunakan bisa berupa aspek fisik, maupun aspek sosial.
Di tahun ajaran 2024-2025, program outing class dan travelling research SMA Islam Al Azhar 24 Boarding School memilih objek wisata budaya Kampung Naga, dan wisata alam Gunung Galunggung.
Kampung Naga merupakan sebuah perkampungan yang masih mempertahankan karakter khas adat dan Budaya Sunda.
Dari segi fisik bangunan nampak terlihat mempertahankan pola bangunan yang seragam. Arah penentuan letak dari mendirikan bangunan, bahan material, pernak-pernik dan arsitektur yang digunakan sangat tegas terlihat perbedaannya dibandingkan dengan perkampungan lain.
Masyarakatnya masih kuat memegang adat-istiadat peninggalan leluhurnya, yaitu budaya dan Adat Sunda.
Kampung Naga sangat ideal sebagai tempat outing class dan travelling research, karena dari aspek geografi sosial kehidupan masyarakatnya merupakan contoh kawasan yang masih mempertahankan suatu kearifan lokal.
Kearifan lokal atau local wisdom merupakan warisan budaya yang terdiri dari nilai-nilai, pengetahuan, dan praktik yang dikembangkan oleh masyarakat lokal untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Abah Ade Suherlin, selaku kuncen Kampung Naga menjelaskan bahwa “kearifan lokal merupakan suatu pandangan hidup dan ilmu pengetahuan, dan strategi kehidupan yang dimiliki dan dipraktikan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup”.
Dalam menjalani hidup ini Abah Ade menjelaskan bahwa dalam berkehidupan aday yang disebut dengan “Gaya Hidup” dan ada pula yang disebut “Hidup Gaya”.
Beliau menjelaskan bahwa dua hal yang di ungkapkan tadi memiliki makna yang berbeda, sehingga ketika berperilaku meninggalkan suatu kearifan lokal, akan berdampak tidak baik terhadap lingkungan, maupun dirinya sendiri yang melakukan.
Di dalam kunjungan kegiatan outing class dan travelling research di Kampung Naga ini murid-murid SMA Islam Al Azhar Boarding School melakukan penelitian dengan judul yang sangat luar biasa.
Prosesnya penelitian di bagi menjadi enam kelompok. Ada yang meniliti dampak dari Covid-19, studi perubahan sosial, hingga meneliti cara generasi muda masyarakat Kampung Naga dalam menghadapi perubahan zaman.
Kunjungan di Kampung Naga dilaksanakan dua hari satu malam. Setelahnya kegiatan bergeser dengan kunjungan ke Objek Wisata Alam Gunung Galunggung,
Tujuan dari kunjungan ke Gunung Galunggung, masih sama yaitu dalam pengaplikasian program outing class dan travelling research. Selain melakukan penelitian, murid-murid SMA Islam Al Azhar 24 Boarding School pun memperoleh wawasan terkait Gunung Galunggung dari Badan Geologi, yaitu petugas pos pemantauan Gunung Galunggung.
Saat itu di wakili oleh Pak Edi dan Pak Adit. Mereka memaparkan sejarah, tipe, proses mitigasi dari letusan Gunung Galunggung.
Kedua petugas dari Badan Geologi ini memaparkan jenis material letusan yang dikeluarkan oleh Gunung Galunggung. Selain itu, di ulas pula wawasan flora-fauna yang dimiliki oleh bentang lahan Gunung Galunggung.
Pendapat dari Ustadz Firman Adi Saputra, M.Pd, selaku wakil SMA Islam Al Azhar 24 Boarding School mengungkapkan bahwa outing class dan travelling research ke Kampung Naga maupun ke Gunung Galunggung ini sangat luarbiasa manfaatnya.
Selain dapat memperoleh data fisik, dan sosial, juga memperoleh pengetahuan mengenai kearifan lokal Kp Naga, serta dari kegiatan menafsir bumi, murid-murid SMAIA 24 Boarding School menjadi paham dan tahu, apasaja dampak positif, dan negatif dari adanya potensi geodiversity Gunung Galunggung ini.
Penulis:
Rudi Hartono
Korbid HUMAS & PMB
SMA Islam Al Azhar 24 Boarding School